Kamis, 07 Juni 2012

Tugas Semester 4 Deka Firmansyah

===================================================================

LAPORAN

CYLINDRICAL & SURFACE GRINDING




  


Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Pada Praktek Mata Kuliah Bengkel
Sesi Kerja Cylindrical & Surface Grinding



Oleh :

Deka Firmansyah                    (0609 3020 0127)
Doni Rismadha                        (0609 3020 0128)
Imam Munandar                     (0609 3020 0130)
Iqbal Septiawan                       (0609 3020 0131)
JM. Mahmudi Saputra            (0609 3020 0132)
M. Febriansyah                        (0609 3020 0133)

Kelas 4 MC


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2011
===================================================================
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi nilai tambah praktek. Adapun pembuatan laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis.
            Dalam penyusunan laporan ini, Penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta saran dan petunjuk dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tak langsung telah memberi sumbangannya dalam penyususan laporan ini . untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya terutama kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
            Penulis menyadari bahwa laporn ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap datangnya saran dan keritik yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.
            Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberi manfaat yang sebesar – besarnya, baik bagi penulis maupun bagi orang lain yang membacanya.



                                          Palembang,   Juli  2011


                                          Penulis

====================================================================== 


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Tujuan Praktek Bengkel...................................................................................1
1.2.    Teori Dasar ......................................................................................................1
1.3.    Alat dan Bahan..................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN
2.1      Langkah Kerja Cylindrical Grinding.................................................................8
2.2      Data Hasil Pengerjaan  ....................................................................................11
2.3   Surface Grinding..............................................................................................13
       A. Pengertian .....................................................................................................13
       B. Klasifikasi .......................................................................................................13
       C. Macam-Macam Pencekam pada Mesin Surface Grinding.............................16
       D. Bagian-Bagian Utama pada Mesin Surface Grinding ...................................20

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................22
3.2 Saran ..................................................................................................................22

 ========================================================================

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Tujuan Praktek Bengkel
Alasan penulisan laporan ini karena minimnya tingkat pengetahuan tentang roda gerinda dan cara pengopersasian mesin gerinda khususnya gerinda silindris. Dan di dalam laporan ini dijelaskan bahan-bahan dasar pembuatan roda gerinda, jenis-jenis pengasah dan perekat. laporan ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui roda gerinda lebih mendalam.
Laporan ini ditulis dengan tujuan agar masyarakat pada umumnya dapat tahu banyak tentang roda gerinda, karena telah mempunyai dasar pengetahuan dan bermanfaat untuk mencegah kecelakaan kerja, memudahkan penggerindaan dengan penggunaan roda gerinda yang sesuai dengan material benda kerja yang akan digerinda. Selain itu kita dapat mempelajari cara-cara mengoperasikan mesin gerinda silindris.

1.2 Teori Dasar
Penggerindaan adalah proses pemotongan/pengasahan logam. Roda gerinda mempunyai beribu-ribu sisi-sisi  potong yang sangat kecil sebagai pengganti sisi potong yang lebar dari pisau-pisau potong yang berputar.

1. Bagian-Bagian dari Roda Gerinda
    Setiap roda gerinda mempunyai dua komponen :
- Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.
- Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran abrasive selama pemotongan.
Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori dalam ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda dalam pengasahannya.

 2. Pembuatan roda-roda gerinda
Butiran-butiran abrasive dan perekat dicampur, kemudian dicetak/dibentuk dan dikeringkan dalam cetakan pada tekanan yang tinggi dan suhu antara 42°- 45° C.
Ukuran terakhir dan bentuknya dibuat setelah proses pengeringan. Perekat roda gerinda kemudian di “vitrify” kan pada suhu antara 1200°- 1300°C dan didinginkan dengan perlahan-lahan sekali. Proses pendinginan kadang-kadang maksimum lamanya 120 hari. Sebagai tindakan pencegahan demi keamanan, pemeriksaan yang teliti diadakan setelah proses pendinginan.

3. Aksi Potong (pemotongan)                                             
Proyeksi dari permukaan roda gerinda akan terlihat beribu-ribu butiran tajam. Apabila diputar dengan kecepatan tinggi dan dipertemukan dengan benda kerja, akan memotong beram-beram. Beram-beram menjadi merah dan panas karena gesekan yang keras.

4.Bahan Asah/Pengasah
Amril (ampelas), corundum, silicon carbide, alumunium oxide, boron nitride, dan intan yang dihancurkan adalah bahan-bahan asah yang digunakan sampai sekarang. Bahan-bahan tersebut beraneka ragam dalam kekerasan dan kerapuhan ,mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda.
-           Amril adalah kristal dari alumunium oksida dan besi oksida dengan persentase campuran yang bermacam-macam.
-           Corundum adalah alumunium oksida dengan bermacam-macam tingkat kemurniannya. Amril dan corundum adalah sebagian besar digunakan dalam pembuatan kertas pengasah dan kain pengasah.
-           Silicon carbide adalah kombinasi kimia dari karbon dan silicon yang dibuat dari dapur tinggi listrik. Pekerjaan ini memakan waktu ± 36 jam pada temperatur 2000°C. Setelah itu silicon carbide diambil dalam bentuk kristal-kristal yang banyak. Silicon carbide berwarna hitam kehijau-hijauan.
-           Alumunium oxide yang mula-mula berasal dari bauksit, juga dibuat dalam dapur tinggi listrik. Bauksit lebur dalam temperatur ± 2100°C. Batangan-batangan dipatahkan, dihancurkan dan digiling menjadi butiran-butiran kecil.                                               
-           Boron nitride adalah hasil produksi buatan General Electrik Corp. Barang tersebut mempunyai bentuk kristal berbentuk kubus keras seperti silicon carbide, suhunya stabil hingga 1400°C.
-           Intan adalah bahan asah yang terkeras. Carbon yang murni, sekarang ini dibuat untuk pembuatan proses industri.

5. Perekat
Perekat harus mengikat butiran-butiran pengasah bersama-sama dan melengkapi roda gerinda dengan kekuatan dan kekerasan. Ada beberapa tipe perekat yang digunakan dan masing-masing tipe mempunyai kegunaan tersendiri.
- Vitrified bonds adalah suatu campuran dari tanah liat, feldspar dan kwrsa dicampur pada suhu kira-kira 1100°-1350°C. Roda gerinda ini sensitif terhadap hentakan dan pukulan tapi tidak berubah karena panas atau dingin dan tidak dapat dipengaruhi oleh air, asam atau oli. Roda gerinda ini tidak dibuat dalam bentuk yang tipis seperti roda gerinda gerinda untuk memotong karena tidak dapat menerima beban dari samping. Perekat ini dicampur dalam bermacam-macam persentase yang baik sehingga mendapatkan bermacam-macam tingkatan. Kepadatan dari roda gerinda dapat dengan mudah ditentukan oleh proses “vitrified”.
-           Silicate bonds (mineral bond) komponen ini digunakan silicate dari soda (water glass). Oksida seng ditambahkan sebagai bahan anti air. Campuran butiran-butiran pengasah dan perekatnya dipadatkan didalam cetakan besi dan dibakar pada temperatur 260°C selama 2 - 4 hari. Dengan perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepas dari pada vitrified bond dan roda gerinda ini disebut “pulder acting” yang digunakan khusus untuk mengasah alat-alat potong.
-           Shellac bonds (organik bond) Roda gerinda “shellac” dapat dibuat tipis 3 mm atau kurang.Serbuk shellac dicampur dengan butiran-butiran pengasah dan dipanaskan sampai shellacnya meleleh dan menyelimuti setiap butiran pengasah. Campuran ini diroll menjadi lembaran dan dipotong. Perekat ini baik untuk pengerjaan halus dan ketahanan terhadap panas rendah..
-           Rubber bonds (organik bond) untuk membuat roda gerinda ini, karet murni dicampur dengan sulfur sebagai komponen pemanas. Roda gerinda ini dapat digunakan juga sebagai pemotong.
-           Synthetic resin bond bakelite adalah salah satu perekat yang digunakan untuk pembuatan roda gerinda potong yang tipis. Perekat ini elastis dan ulet. Digunakan untuk menghilangkan kerak-kerak besi tuang dan menggerinda las.

6. Penandaan Roda Gerinda
Bila memesan roda gerinda,keterangan yang harus ditunjukkan :
Kualitas (macam-macam bahan asah),ukuran (garis tengah, lebar, lubang), bentuk, ukuran butiran, tingkat dan struktur.
Perserikatan industri bahan asah telah menyesuaikan sistem penandaan untuk roda gerinda dengan British Standardised. Contoh :
A  46  K  15  V

Bahan asah              Ukuran butiran           Tingkat         Struktur        Macam-macam susunan batu
A = Aluminium oxide      8 – 600                   A – Z           1 – 15           V =Vitrified 
C = Silicon carbide                                                                                    B =Resionid
                                                                                                                     R =Rubber
                                                                                                                     E =Shellac
                                                                                                                     S =Silicate

7. Pemilihan roda gerinda
Syarat utama yang diperhatikan dalam pemilihan roda gerinda ialah :
A.  Sifat  fisik dari material  yang akan digerinda mempengaruhi  pemilihan dari bahan asah. Gunakan roda gerinda alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi. Seperti contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besiI tempa, perunggu dll.
Gunakan roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang rendah. Seperti contoh besi kelabu, kuningan dan perunggu, alumunium dan tembaga, granite, karet, kulit dll.
Gunakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan gunakan roda gerinda lunak untuk material yang keras. Bila menggerinda material keras,   butiran-butiran lebih cepat tumpul dari material lunak, maka lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah atau meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai penggantinya.Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya. Perekat kuat memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.

B. Banyaknya material  yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi Pemilihan dari ukuran butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan roda gerinda yang kasar dan berpori-pori untuk pemkanan banyak. Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian yang baik.
Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan berbutiran halus untuk material keras.Disini kecepatan produksi bukan faktor yang penting,gunakan roda gerinda elastis untuk penyelesaian yang terbaik.

  1. Putaran Roda Gerinda  :
………………rpm



  1. Putaran Benda Kerja  :
……………..rpm

  1. Gerakan Meja Melintang  :
……m/ min                     gerinda silinder         
………..m/ min                       gerinda rata




  1. Gerakan Meja Memanjang

Lc = Sr………..mm/ langkah                    gerinda rata

  1. Pemakanan Roda Gerinda

0.0025÷0.003…………..Kasar
0.001÷0.002……………Halus














Tabel Tirus
TSCHUDIN HTG 610





1.3 Alat dan Bahan

  • Mesin gerinda silinder TSCHUDIN HTG 610
  • Mesin Surface Grinding
  • Dial indicator
  • Mikrometer Sekrup
  • Jangka sorong digital
  • Lap bersih
  • 3 buah benda kerja ø 49 x 400 mm
  • 1 buah benda kerja 300 x 60 x 60 mm
 ========================================================================


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Langkah Kerja Cylindrical Grinding

2.1.1. Menggerinda silinder rata








-          Setting batu gerinda agar seimbang ketika dipasang pada mesin.
-          Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
-          Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan meja gerinda dengan menggunakan dial indicator.
-          Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua, lalu posisi akhir.
-          Lakukan  proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
-          Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai dengan gambar kerja.
-          Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.



2.1.2.  Menggerinda silinder tirus










-          Ukur benda kerja dari dimensi panjang, diameter awal dan diameter akhir, dan hitung pula sudut tirusnya dengan menggunakan rumus phytagoras.
-          Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
-          Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kemiringan meja gerinda dengan menggunakan dial indicator.
-          Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua, lalu posisi akhir.
-          Lakukan  proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
-          Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai dengan gambar kerja.
-          Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.



2.1.3. Menggerinda silinder bertingkat











-          Setting batu gerinda agar seimbang ketika dipasang pada mesin.
-          Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
-          Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu terhadap benda kerja (langkah jalan benda kerja hanya sepanjang tingkatan yang telah dipilih), putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan meja gerinda dengan menggunakan dial indicator.
-          Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua, lalu posisi akhir.
-          Lakukan  proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
-          Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai dengan gambar kerja.
-          Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.


 2.2.  Data Hasil Pengerjaan

1. Menggerinda silinder rata

Dik      : ketelitian pemakanan pada mesin/ garis         = 0.01 mm
             Ukuran awal                                       = 49.625 mm
            Ukuran akhir                                       = 49.200 mm
Dit       : Berapa garis pemakanan………….

Jawab  :
Garis pemakanan         =
                                    =
                                    =
                                    =  42.5 garis


2. Menggerinda silinder tirus

Dik      : d1       = 48.5 mm                                                     α
             d2          = 48.2 mm                                                 L
              L        = 370 mm                                                             
Dit       : α………..                                                                  ∆ d
Jawab  :
∆ d       = r1 – r2
            = 24.25 mm – 24.1 mm
            = 0.15 mm
Tan α   = ∆d / L
            = 0.15 mm / 370 mm
α          = arc tan 0.15 / 370
α          =  0.020                                   
3. Menggerinda silinder bertingkat

Dik      : ketelitian pemakanan pada mesin/ garis         = 0.01 mm
             Ukuran awal                                       = 38.800 mm
            Ukuran akhir                                       = 38.500 mm
Dit       : Berapa garis pemakanan………….
Jawab  :
Garis pemakanan         =
                                    =
                                    =
                                    =  30 garis

2.3. Surface Grinding

2.3.1. Pengertian
            Mesin Surface Grinding adalah mesin gerinda yang mengacu pada pembuatan bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Mesin surface grinding bisa kita jumpai di ATMI pada mesin Brand dan Magerle. Pada umumnya mesin gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada meja magnetik, digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada bagian tuasnya.


2.3.2.Klasifikasi
Mesin surface grinding berdasarkan pergerakan meja dan spindlenya dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut. Mengenai panjang langkah pada meja dan gerakan melintang batu gerinda dapat disetting pada tuas dimeja mesin gerinda sesuai dengan sifat dan karakter benda kerja yang akan dikerjakan. 

2. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata pada benda kerja silindris. Tepatnya dibagian sisi permukaan rata benda kerja tersebut dengan gerakan berputarnya meja mesin surface grinding.
3. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar, dan menyudut. Penggerindaan berlangsung pada sisi samping roda gerinda sehingga ketika proses harus berhati-hati dalam pemakanan (DOC) dengan cara lebih sedikit-sedikit. Cara ini dilakukan agar benda kerja tidak gosong ketika menerima beban dan luas penampang yang terlalu besar pada sisi potong batu gerinda.

4. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros dan lubang. Bisa juga untuk membuat lubang yang presisi bila memang tidak ada mesin universal grinding dalam bengkel Anda saat diperlukannya penggerindaan lubang dalam seperti gambar disebaliknya.

Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Surface grinding semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis mesin.

2. Surface grinding otomatis, proses pemotongan diatur melalui program (NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Berdasarkan prinsip pendingin (coolant) mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Penggerindaan kering
Sesuai dengan tujuannya, penggerindaan kering dilakukan tanpa menggunakan cairan pendingin. Agar debu yang timbul dari penggerindaan tidak beterbangan dan terhisap oleh orang yang bekerja, maka mesin dilengkapi dengan penyedot debu. Karena apabila tidak disedot, maka debu akan mengendap pada bagian-bagian mesin.


2. Penggerindaan basah
Pada penggerindaan basah digunakan cairan pendingin untuk mencegah debu yang timbul dari penggerindaan. Hal ini perlu dijaga agar tidak sampai mengenai operator, dan tidak pula berserakan keluar mesin maupun kena lantai. Untuk itu mesin ini operlu dilengkapi perisai untuk menahan cairan pendingin. Pada penggerindaan basah, kita dapat mempertahankan sifat logam, karena tidak mengalami kenaikan suhu akibat gesesekan pada proses pemotongan.
Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda kerja, dan gerak rotasi dari tool. Dilihat dari prinsip kerja utama mesin tersebut, mesin gerinda datar secara garis besar mempunyai tiga gerakan utama, yaitu:
1) Gerak putar batu gerinda.
2) Gerak meja memanjang dan melintang.
3) Gerak pemakanan




2.3.3Macam-macam pencekaman pada mesin surface grinding

1. Meja magnet listrik 
                        Pencekaman ini paling sering digunakan sebagian besar mesin surface grinding. Benda kerja tipis yang tidak mampu dilakukan pada pencekaman biasa sangatlah cocok untuk pencekaman ini. Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin gerinda itu sendiri. Proses pencekaman benda kerja menggunakan meja magnet listrik, harus mempunyai syarat yaitu permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi on. Benda kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis kerja medan magnet. Tentu saja benda kerja harus dalam kondisi bersih juga. Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik. Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik. Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan logam nonferro yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet. Ketika melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang menuju pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off.

2. Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya.

Cara Kerja Mesin :
a. Teori ini seperti halnya magnetic yang berada di Stand Dial indicator.
2 kutub bekerja dan mengadung magnetis bila ada 2 kutub yang berbeda didekatkan (utara-selatan), 2 kutub tidak bekerja bila ada 2 kutub yang sama didekatkan.

b. Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).

c. Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah. 
d. Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan aliran medan magnet. 

e. Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub luar (plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan plat bawah sehingga benda kerja akan tercekam.

f. Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang terdapat pada pencekam magnet. 

g. Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga benda kerja tidak tercekam.

3. Swivel vice
Pencekaman digunakan ketika benda kerja yang semua bidang telah digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan sejajar. Adapun proses pencekaman benda kerja menggunakan vice ini sebagai berikut.
• Permukaan benda kerja yang dijepit oleh vice ini menghasilkan bidang yang akan tergerinda mempunyai kesikuan dan kesejajaran yang baik dengan syarat vice sudah disetting siku dan kerataannya. 
• vice dicekam dengan menggunakan pencekam magnet dalam posisi yang bisa dirubah rubah sesuai dengan penggerindaan yang diinginkan. Bidang-bidang dari vice digunakan sebagai bidang dasar dan penahan. 
• Permukaan bidang pencekam dan yang tercekam harus bersih dari kotoran-kotoran yang mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan.
• Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, vice diputar 90° tanpa harus membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja lebih tinggi dari permukaan rahang ragum. Untuk sudut kemiringan yang lain juga bisa dilakukan dengan menyeting sebelumnya kedudukan benda kerja menggunakan bevel transfer yang sudah di setel pada bevel protactor.

3. Meja sinus 
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai satuan sudut dalam detik,
Adapun proses pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut.
• Meja ini dicekam pada meja magnet (permukaan meja sinus juga mengadung magnet yang berguna untuk meletakkan benda kerja pada bagian atasnya).
• Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan mengendorkan kunci yang biasanya di setel dengan kunci L. Kemudian diposisikan pada sudut yang diinginkan lalu dikencangkan lagi.
• Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan system pencekaman meja magnet juga.

4. Meja sinus universal
Tidak dipungkiri bahwa benda kerja mempunyai bentuk yang kompleks. Hal itu tergantung faktor benda kerja tersebut dengan pasangannya nanti ketika dissembling. Untuk ukuran yang mempunyai tuntutan kemiringan, meja ini sangat cocok untuk pencekamannya. Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertical dan ke arah horizontal. Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja. Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V. masing-masing sumbu mempunyai keterangan sudut sehingga kita dapat memutar-mutar meja ini.

V Blok persegi
5. Pencekaman khusus
• Blok penghantar medan magnet (packing berlapis), digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak memungkinkan dicekam langsung pada meja magnet.
• Blok penghantar medan magnet beralur V, digunakan untuk mencekam benda kerja menyudut dengan sudut istimewa.


2.3.4. Bagian-Bagian Utama Mesin Surface Grinding

• Column
Bagian ini berfungsi untuk menopang unit kepala gerinda. 
• Tuas Pembalik Arah Meja
berfungsi untuk membalik arah gerak penyayatan meja. Dilengkapi dengan stopper sebagai batas pergerakan meja mesin surface grinding.

• Handle Memanjang
berfungsi untuk menggerakan meja dengan arah memanjang yang bisa disetting panjang langkahnya.
• Handle Melintang
berfungsi untuk meja dengan arah melintang yang bisa disetting panjang langkahnya.
• Control Box
Letak dimana tombol-tombol pengendali yangdi gunakan sebagai pusat kendali mesin.
• Coolant Box
Tempat cairan pendingin. Tempat ini harus sering-sering di chek karena bila sampai kelalaian bisa membuat chip yang berupa serbuk mengendap dan dapat menghampat sirkulasi coolant.

• Alas Mesin
Alas mesin disebut juga bed merupakan kotak terbuat dari besi tuang dan di dalamnya ditempatkan unit penggerak hidrolik. Pada bagian atas bed terdapat alur berbentuk V sebagai tempat eretan melucur.
• Eretan
Eretan disebut juga sadel. Eretan bergerak bolak-balik dalam arah memanjang atau melintang di atas bed.
• Meja
Meja ini terpasang pada permukaan bagian atas eretan. Perlengkapan meja kerja dilengkapi dengan tiga buah alur T untuk menempatkan baut pengikat. Permukaan meja digerinda dengan presisi pada waktu mesin dirakit. Di atas meja dapat ditempatkan magnet untuk mencekam benda kerja.
• Kepala Gerinda
Unit kepala gerinda terbuat dari besi tuang, di dalamnya terdapat sumbu roda grinda dan peluru penahan gesekan. Sumbu atau poros gerinda terbuat dari baja campuran dan digerinda sangat presisi. Di salah satu ujung sumbu terpasang sebuah motor atau puli.

 =======================================================================
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
          Dengan melakukan praktik kerja gerinda silinder ini memerlukan ketelitian yang extra, dan diharapkan agar praktikan dapat melaksanakan kegiatan praktik dengan sabar, teliti , bertanggung jawab serta mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh instruktur hal ini bertujuan agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak dapat terjadi . kecelakaan kerja tidak akan terjadi jika praktikan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan kecuali atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.


3.2 Saran

1.Hati-hati dalam penggunaan peralatan dan mesin gerinda, karena sangat
      berbahaya
2.Selalu perhatikan gambar atau petunjuk pada saat pengerjaan
3.Bekerjalah dengan sungguh-sungguh
4.Mintalah bantuan pada instruktur apabila ada yang tidak dimengerti










Tidak ada komentar:

Posting Komentar