===================================================================
LAPORAN
CYLINDRICAL & SURFACE
GRINDING
Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Pada Praktek Mata
Kuliah Bengkel
Sesi Kerja Cylindrical & Surface Grinding
Oleh :
Deka Firmansyah
(0609 3020 0127)
Doni Rismadha
(0609 3020 0128)
Imam Munandar (0609 3020 0130)
Iqbal Septiawan (0609 3020 0131)
JM. Mahmudi Saputra (0609 3020 0132)
M. Febriansyah (0609 3020 0133)
Kelas 4 MC
POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2011
===================================================================
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi nilai tambah praktek. Adapun
pembuatan laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis.
Dalam penyusunan
laporan ini, Penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta
saran dan petunjuk dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tak langsung
telah memberi sumbangannya dalam penyususan laporan ini . untuk itu Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya terutama kepada pihak yang
telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari
bahwa laporn ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap
datangnya saran dan keritik yang sifatnya membangun dari pembaca guna
penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memberi manfaat yang sebesar – besarnya, baik bagi penulis maupun
bagi orang lain yang membacanya.
Penulis
======================================================================
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
1.1.
Tujuan Praktek Bengkel...................................................................................1
1.2.
Teori Dasar
......................................................................................................1
1.3.
Alat dan Bahan..................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Langkah Kerja Cylindrical
Grinding.................................................................8
2.2
Data Hasil Pengerjaan ....................................................................................11
2.3 Surface Grinding..............................................................................................13
A. Pengertian .....................................................................................................13
B. Klasifikasi .......................................................................................................13
C. Macam-Macam Pencekam pada Mesin
Surface Grinding.............................16
D. Bagian-Bagian Utama pada Mesin
Surface Grinding ...................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
........................................................................................................22
3.2 Saran ..................................................................................................................22
========================================================================
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktek Bengkel
Alasan penulisan laporan ini karena minimnya tingkat pengetahuan
tentang roda gerinda dan cara pengopersasian mesin gerinda khususnya gerinda
silindris. Dan di dalam laporan ini dijelaskan bahan-bahan dasar pembuatan roda
gerinda, jenis-jenis pengasah dan perekat. laporan ini dapat menjadi referensi
untuk mengetahui roda gerinda lebih mendalam.
Laporan ini ditulis dengan tujuan agar masyarakat pada umumnya dapat
tahu banyak tentang roda gerinda, karena telah mempunyai dasar pengetahuan dan
bermanfaat untuk mencegah kecelakaan kerja, memudahkan penggerindaan dengan
penggunaan roda gerinda yang sesuai dengan material benda kerja yang akan
digerinda. Selain itu kita dapat mempelajari cara-cara mengoperasikan mesin gerinda
silindris.
1.2
Teori Dasar
Penggerindaan adalah proses
pemotongan/pengasahan logam. Roda gerinda mempunyai beribu-ribu sisi-sisi potong yang sangat kecil sebagai pengganti
sisi potong yang lebar dari pisau-pisau potong yang berputar.
1. Bagian-Bagian dari Roda Gerinda
Setiap roda
gerinda mempunyai dua komponen :
- Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.
- Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat
butiran-butiran abrasive selama pemotongan.
Diantara abrasive dan bond
terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori dalam ukuran dan jumlah yang
beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda dalam pengasahannya.
Butiran-butiran abrasive dan
perekat dicampur, kemudian dicetak/dibentuk dan dikeringkan dalam cetakan pada
tekanan yang tinggi dan suhu antara 42°- 45° C.
Ukuran terakhir dan bentuknya dibuat
setelah proses pengeringan. Perekat roda gerinda kemudian di “vitrify” kan pada
suhu antara 1200°- 1300°C dan didinginkan dengan perlahan-lahan sekali. Proses pendinginan
kadang-kadang maksimum lamanya 120 hari. Sebagai tindakan pencegahan demi
keamanan, pemeriksaan yang teliti diadakan setelah proses pendinginan.
3. Aksi Potong (pemotongan)
Proyeksi dari permukaan roda
gerinda akan terlihat beribu-ribu butiran tajam. Apabila diputar dengan kecepatan
tinggi dan dipertemukan dengan benda kerja, akan memotong beram-beram.
Beram-beram menjadi merah dan panas karena gesekan yang keras.
4.Bahan Asah/Pengasah
Amril (ampelas), corundum, silicon
carbide, alumunium oxide, boron nitride, dan intan yang dihancurkan adalah
bahan-bahan asah yang digunakan sampai sekarang. Bahan-bahan tersebut beraneka
ragam dalam kekerasan dan kerapuhan ,mempunyai sifat dan bentuk yang
berbeda-beda.
- Amril adalah kristal dari alumunium oksida
dan besi oksida dengan persentase campuran yang bermacam-macam.
- Corundum
adalah
alumunium oksida dengan bermacam-macam tingkat kemurniannya. Amril dan corundum
adalah sebagian besar digunakan dalam pembuatan kertas pengasah dan kain
pengasah.
- Silicon
carbide adalah
kombinasi kimia dari karbon dan silicon yang dibuat dari dapur tinggi listrik.
Pekerjaan ini memakan waktu ± 36 jam pada temperatur 2000°C. Setelah itu
silicon carbide diambil dalam bentuk kristal-kristal yang banyak. Silicon carbide
berwarna hitam kehijau-hijauan.
- Alumunium
oxide yang
mula-mula berasal dari bauksit, juga dibuat dalam dapur tinggi listrik. Bauksit
lebur dalam temperatur ± 2100°C. Batangan-batangan dipatahkan, dihancurkan dan
digiling menjadi butiran-butiran kecil.
- Boron
nitride adalah
hasil produksi buatan General Electrik Corp. Barang tersebut mempunyai bentuk
kristal berbentuk kubus keras seperti silicon carbide, suhunya stabil hingga
1400°C.
- Intan
adalah bahan
asah yang terkeras. Carbon yang murni, sekarang ini dibuat untuk pembuatan
proses industri.
5. Perekat
Perekat harus mengikat butiran-butiran
pengasah bersama-sama dan melengkapi roda gerinda dengan kekuatan dan
kekerasan. Ada beberapa tipe perekat yang digunakan dan masing-masing tipe
mempunyai kegunaan tersendiri.
- Vitrified bonds adalah suatu campuran dari tanah liat,
feldspar dan kwrsa dicampur pada suhu kira-kira 1100°-1350°C. Roda gerinda ini
sensitif terhadap hentakan dan pukulan tapi tidak berubah karena panas atau
dingin dan tidak dapat dipengaruhi oleh air, asam atau oli. Roda gerinda ini
tidak dibuat dalam bentuk yang tipis seperti roda gerinda gerinda untuk
memotong karena tidak dapat menerima beban dari samping. Perekat ini dicampur
dalam bermacam-macam persentase yang baik sehingga mendapatkan bermacam-macam
tingkatan. Kepadatan dari roda gerinda dapat dengan mudah ditentukan oleh
proses “vitrified”.
- Silicate
bonds (mineral bond) komponen
ini digunakan silicate dari soda (water glass). Oksida seng ditambahkan sebagai
bahan anti air. Campuran butiran-butiran pengasah dan perekatnya dipadatkan
didalam cetakan besi dan dibakar pada temperatur 260°C selama 2 - 4 hari.
Dengan perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepas dari pada
vitrified bond dan roda gerinda ini disebut “pulder acting” yang digunakan
khusus untuk mengasah alat-alat potong.
- Shellac
bonds (organik bond) Roda
gerinda “shellac” dapat dibuat tipis 3 mm atau kurang.Serbuk shellac dicampur
dengan butiran-butiran pengasah dan dipanaskan sampai shellacnya meleleh dan menyelimuti
setiap butiran pengasah. Campuran ini diroll menjadi lembaran dan dipotong.
Perekat ini baik untuk pengerjaan halus dan ketahanan terhadap panas rendah..
- Rubber
bonds (organik bond)
untuk membuat roda gerinda ini, karet murni dicampur dengan sulfur sebagai
komponen pemanas. Roda gerinda ini dapat digunakan juga sebagai pemotong.
- Synthetic
resin bond bakelite adalah
salah satu perekat yang digunakan untuk pembuatan roda gerinda potong yang
tipis. Perekat ini elastis dan ulet. Digunakan untuk menghilangkan kerak-kerak
besi tuang dan menggerinda las.
6. Penandaan Roda Gerinda
Bila memesan roda gerinda,keterangan
yang harus ditunjukkan :
Kualitas (macam-macam bahan
asah),ukuran (garis tengah, lebar, lubang), bentuk, ukuran butiran, tingkat dan
struktur.
Perserikatan industri bahan asah telah
menyesuaikan sistem penandaan untuk roda gerinda dengan British Standardised.
Contoh :
A 46
K 15 V
Bahan asah Ukuran butiran Tingkat Struktur Macam-macam susunan batu
A = Aluminium oxide 8 – 600 A – Z 1 – 15 V =Vitrified
C = Silicon carbide B =Resionid
R
=Rubber
E =Shellac
S =Silicate
7. Pemilihan roda gerinda
Syarat utama yang diperhatikan dalam
pemilihan roda gerinda ialah :
A.
Sifat fisik dari material yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan dari bahan asah. Gunakan roda
gerinda alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi.
Seperti contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besiI tempa,
perunggu dll.
Gunakan roda gerinda silicon carbide
untuk material berkekuatan tarik yang rendah. Seperti contoh besi kelabu,
kuningan dan perunggu, alumunium dan tembaga, granite, karet, kulit dll.
Gunakan roda gerinda keras untuk
material yang lunak dan gunakan roda gerinda lunak untuk material yang keras.
Bila menggerinda material keras,
butiran-butiran lebih cepat tumpul dari material lunak, maka lunaknya
perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah atau meninggalkan
roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai
penggantinya.Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya. Perekat
kuat memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.
B. Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta
mempengaruhi Pemilihan dari ukuran butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan
roda gerinda yang kasar dan berpori-pori untuk pemkanan banyak. Gunakan roda
gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian yang baik.
Gunakan roda gerinda berbutiran kasar
untuk material liat dan berbutiran halus untuk material keras.Disini kecepatan produksi
bukan faktor yang penting,gunakan roda gerinda elastis untuk penyelesaian yang
terbaik.
- Putaran Roda Gerinda :
………………rpm
- Putaran Benda Kerja :
……………..rpm
- Gerakan Meja Melintang :
……m/ min
gerinda silinder
………..m/ min gerinda rata
- Gerakan Meja Memanjang
Lc = Sr………..mm/ langkah gerinda rata
- Pemakanan Roda Gerinda
0.0025÷0.003…………..Kasar
0.001÷0.002……………Halus
Tabel Tirus
TSCHUDIN HTG 610
1.3 Alat dan Bahan
- Mesin gerinda silinder TSCHUDIN HTG
610
- Mesin Surface Grinding
- Dial indicator
- Mikrometer Sekrup
- Jangka sorong digital
- Lap bersih
- 3 buah benda kerja ø 49 x 400 mm
- 1 buah benda kerja 300 x 60 x 60 mm
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Langkah Kerja Cylindrical Grinding
2.1.1. Menggerinda silinder rata
-
Setting
batu gerinda agar seimbang ketika dipasang pada mesin.
-
Pasang
benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
-
Setting
mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan
meja gerinda dengan menggunakan dial indicator.
-
Hidupkan
mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga
mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan
posisi dua, lalu posisi akhir.
-
Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati
dengan memutar handel pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu
gerinda telah menyentuh benda kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat
bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
-
Lakukan
terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai
dengan gambar kerja.
-
Lepas
benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
2.1.2. Menggerinda silinder tirus
-
Ukur benda kerja dari dimensi
panjang, diameter awal dan diameter akhir, dan hitung pula sudut tirusnya
dengan menggunakan rumus phytagoras.
-
Pasang
benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
-
Setting
mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kemiringan
meja gerinda dengan menggunakan dial indicator.
-
Hidupkan
mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga
mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan
posisi dua, lalu posisi akhir.
-
Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati
dengan memutar handel pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu
gerinda telah menyentuh benda kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat
bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
-
Lakukan
terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai
dengan gambar kerja.
-
Lepas
benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
2.1.3. Menggerinda silinder bertingkat
-
Setting
batu gerinda agar seimbang ketika dipasang pada mesin.
-
Pasang
benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
-
Setting
mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
terhadap benda kerja (langkah jalan benda kerja hanya sepanjang tingkatan yang
telah dipilih), putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan meja
gerinda dengan menggunakan dial indicator.
-
Hidupkan
mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga
mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan
posisi dua, lalu posisi akhir.
-
Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati
dengan memutar handel pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu
gerinda telah menyentuh benda kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat
bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
-
Lakukan
terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai
dengan gambar kerja.
-
Lepas
benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
2.2. Data Hasil Pengerjaan
1. Menggerinda silinder
rata
Dik : ketelitian pemakanan pada
mesin/ garis = 0.01 mm
Ukuran awal =
49.625 mm
Ukuran akhir = 49.200
mm
Dit : Berapa garis
pemakanan………….
Jawab :
Garis pemakanan =
=
=
= 42.5
garis
2. Menggerinda silinder tirus
Dik : d1 = 48.5 mm α
d2 =
48.2 mm L
L =
370 mm
Dit : α………..
∆ d
Jawab :
∆ d = r1 – r2
= 24.25 mm – 24.1 mm
= 0.15 mm
Tan α = ∆d / L
= 0.15 mm / 370 mm
α =
arc tan 0.15 / 370
α =
0.020
3. Menggerinda silinder
bertingkat
Dik : ketelitian pemakanan pada
mesin/ garis = 0.01 mm
Ukuran awal =
38.800 mm
Ukuran akhir = 38.500
mm
Dit : Berapa garis pemakanan………….
Jawab :
Garis pemakanan =
=
=
= 30
garis
2.3. Surface
Grinding
2.3.1. Pengertian
Mesin Surface Grinding adalah mesin
gerinda yang mengacu pada pembuatan bentuk datar dan permukaan yang rata pada
sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Mesin
surface grinding bisa kita jumpai di ATMI pada mesin Brand dan Magerle. Pada
umumnya mesin gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya
bergerak horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada meja magnetik,
digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar
dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada bagian
tuasnya.
2.3.2.Klasifikasi
Mesin surface grinding berdasarkan
pergerakan meja dan spindlenya dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja
bolak-balik
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut. Mengenai panjang langkah pada meja dan gerakan melintang batu gerinda dapat disetting pada tuas dimeja mesin gerinda sesuai dengan sifat dan karakter benda kerja yang akan dikerjakan.
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut. Mengenai panjang langkah pada meja dan gerakan melintang batu gerinda dapat disetting pada tuas dimeja mesin gerinda sesuai dengan sifat dan karakter benda kerja yang akan dikerjakan.
2. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja
berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata pada benda kerja silindris. Tepatnya dibagian sisi permukaan rata benda kerja tersebut dengan gerakan berputarnya meja mesin surface grinding.
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata pada benda kerja silindris. Tepatnya dibagian sisi permukaan rata benda kerja tersebut dengan gerakan berputarnya meja mesin surface grinding.
3. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar, dan menyudut. Penggerindaan berlangsung pada sisi samping roda gerinda sehingga ketika proses harus berhati-hati dalam pemakanan (DOC) dengan cara lebih sedikit-sedikit. Cara ini dilakukan agar benda kerja tidak gosong ketika menerima beban dan luas penampang yang terlalu besar pada sisi potong batu gerinda.
4. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros dan lubang. Bisa juga untuk membuat lubang yang presisi bila memang tidak ada mesin universal grinding dalam bengkel Anda saat diperlukannya penggerindaan lubang dalam seperti gambar disebaliknya.
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar, dan menyudut. Penggerindaan berlangsung pada sisi samping roda gerinda sehingga ketika proses harus berhati-hati dalam pemakanan (DOC) dengan cara lebih sedikit-sedikit. Cara ini dilakukan agar benda kerja tidak gosong ketika menerima beban dan luas penampang yang terlalu besar pada sisi potong batu gerinda.
4. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros dan lubang. Bisa juga untuk membuat lubang yang presisi bila memang tidak ada mesin universal grinding dalam bengkel Anda saat diperlukannya penggerindaan lubang dalam seperti gambar disebaliknya.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Surface grinding semi otomatis, proses pemotongan
dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis mesin.
2. Surface grinding otomatis, proses pemotongan diatur
melalui program (NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Berdasarkan prinsip pendingin (coolant) mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Berdasarkan prinsip pendingin (coolant) mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Penggerindaan kering
Sesuai dengan tujuannya, penggerindaan kering dilakukan
tanpa menggunakan cairan pendingin. Agar debu yang timbul dari penggerindaan
tidak beterbangan dan terhisap oleh orang yang bekerja, maka mesin dilengkapi
dengan penyedot debu. Karena apabila tidak disedot, maka debu akan mengendap
pada bagian-bagian mesin.
2. Penggerindaan basah
Pada penggerindaan basah digunakan cairan pendingin
untuk mencegah debu yang timbul dari penggerindaan. Hal ini perlu dijaga agar
tidak sampai mengenai operator, dan tidak pula berserakan keluar mesin maupun
kena lantai. Untuk itu mesin ini operlu dilengkapi perisai untuk menahan cairan
pendingin. Pada penggerindaan basah, kita dapat mempertahankan sifat logam,
karena tidak mengalami kenaikan suhu akibat gesesekan pada proses pemotongan.
Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda kerja, dan gerak rotasi dari tool. Dilihat dari prinsip kerja utama mesin tersebut, mesin gerinda datar secara garis besar mempunyai tiga gerakan utama, yaitu:
1) Gerak putar batu gerinda.
Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda kerja, dan gerak rotasi dari tool. Dilihat dari prinsip kerja utama mesin tersebut, mesin gerinda datar secara garis besar mempunyai tiga gerakan utama, yaitu:
1) Gerak putar batu gerinda.
2) Gerak meja memanjang dan melintang.
3) Gerak pemakanan
2.3.3Macam-macam pencekaman pada mesin surface grinding
1. Meja magnet listrik
Pencekaman ini paling sering digunakan
sebagian besar mesin surface grinding. Benda kerja tipis yang tidak mampu
dilakukan pada pencekaman biasa sangatlah cocok untuk pencekaman ini.
Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran
listrik. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja
adalah meja mesin gerinda itu sendiri. Proses pencekaman benda kerja
menggunakan meja magnet listrik, harus mempunyai syarat yaitu permukaan meja
magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi on. Benda kerja diletakkan pada
permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis kerja medan magnet. Tentu
saja benda kerja harus dalam kondisi bersih juga. Pencekaman menggunakan
prinsip elektromagnetik. Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga
menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus
listrik. Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan logam
nonferro yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet. Ketika melepas benda
kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang menuju pencekam magnet
dengan menggunakan tombol on/off.
2. Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada
pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat
permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi
dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada
mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang membedakan
mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya.
Cara Kerja Mesin :
a. Teori ini seperti halnya magnetic yang berada di Stand Dial
indicator.
2 kutub bekerja dan mengadung magnetis bila ada 2 kutub yang berbeda
didekatkan (utara-selatan), 2 kutub tidak bekerja bila ada 2 kutub yang sama
didekatkan.
b. Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki,
tanpa menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
c. Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti
magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
d. Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
aliran medan magnet.
e. Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub
sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub luar
(plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan plat bawah
sehingga benda kerja akan tercekam.
f. Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet
yang terdapat pada pencekam magnet.
g. Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena lempengan
magnet dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan
sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga benda kerja
tidak tercekam.
3. Swivel vice
Pencekaman digunakan ketika benda kerja yang semua bidang telah
digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan
sejajar. Adapun proses pencekaman benda kerja menggunakan vice ini sebagai
berikut.
• Permukaan benda kerja yang dijepit oleh vice ini menghasilkan bidang yang akan tergerinda mempunyai kesikuan dan kesejajaran yang baik dengan syarat vice sudah disetting siku dan kerataannya.
• Permukaan benda kerja yang dijepit oleh vice ini menghasilkan bidang yang akan tergerinda mempunyai kesikuan dan kesejajaran yang baik dengan syarat vice sudah disetting siku dan kerataannya.
• vice dicekam dengan menggunakan pencekam magnet dalam posisi yang
bisa dirubah rubah sesuai dengan penggerindaan yang diinginkan. Bidang-bidang
dari vice digunakan sebagai bidang dasar dan penahan.
• Permukaan bidang pencekam dan yang tercekam harus bersih dari
kotoran-kotoran yang mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan.
• Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, vice diputar 90° tanpa harus membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja lebih tinggi dari permukaan rahang ragum. Untuk sudut kemiringan yang lain juga bisa dilakukan dengan menyeting sebelumnya kedudukan benda kerja menggunakan bevel transfer yang sudah di setel pada bevel protactor.
• Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, vice diputar 90° tanpa harus membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja lebih tinggi dari permukaan rahang ragum. Untuk sudut kemiringan yang lain juga bisa dilakukan dengan menyeting sebelumnya kedudukan benda kerja menggunakan bevel transfer yang sudah di setel pada bevel protactor.
3. Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam
penggerindaan yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai satuan sudut
dalam detik,
Adapun proses pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut.
• Meja ini dicekam pada meja magnet (permukaan meja sinus juga mengadung magnet yang berguna untuk meletakkan benda kerja pada bagian atasnya).
• Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan mengendorkan kunci yang biasanya di setel dengan kunci L. Kemudian diposisikan pada sudut yang diinginkan lalu dikencangkan lagi.
Adapun proses pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut.
• Meja ini dicekam pada meja magnet (permukaan meja sinus juga mengadung magnet yang berguna untuk meletakkan benda kerja pada bagian atasnya).
• Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan mengendorkan kunci yang biasanya di setel dengan kunci L. Kemudian diposisikan pada sudut yang diinginkan lalu dikencangkan lagi.
• Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan system
pencekaman meja magnet juga.
4. Meja sinus universal
Tidak dipungkiri bahwa benda kerja mempunyai bentuk yang
kompleks. Hal itu tergantung faktor benda kerja tersebut dengan pasangannya
nanti ketika dissembling. Untuk ukuran yang mempunyai tuntutan kemiringan, meja
ini sangat cocok untuk pencekamannya. Meja sinus universal digunakan untuk
membentuk sudut ke arah vertical dan ke arah horizontal. Berfungsi untuk
meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja. Ada tiga bentuk
standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V.
masing-masing sumbu mempunyai keterangan sudut sehingga kita dapat
memutar-mutar meja ini.
V Blok persegi
5. Pencekaman khusus
• Blok penghantar medan magnet (packing berlapis), digunakan untuk
mencekam benda kerja yang tidak memungkinkan dicekam langsung pada meja magnet.
• Blok penghantar medan magnet beralur V, digunakan untuk mencekam benda kerja menyudut dengan sudut istimewa.
• Blok penghantar medan magnet beralur V, digunakan untuk mencekam benda kerja menyudut dengan sudut istimewa.
2.3.4. Bagian-Bagian Utama Mesin Surface Grinding
• Column
Bagian ini berfungsi untuk menopang unit kepala gerinda.
• Tuas Pembalik Arah Meja
berfungsi untuk membalik arah gerak penyayatan meja. Dilengkapi
dengan stopper sebagai batas pergerakan meja mesin surface grinding.
• Handle Memanjang
berfungsi untuk menggerakan meja dengan arah memanjang
yang bisa disetting panjang langkahnya.
• Handle Melintang
berfungsi untuk meja dengan arah melintang yang bisa disetting
panjang langkahnya.
• Control Box
• Control Box
Letak dimana tombol-tombol pengendali yangdi gunakan sebagai pusat
kendali mesin.
• Coolant Box
• Coolant Box
Tempat cairan pendingin. Tempat ini harus sering-sering di chek
karena bila sampai kelalaian bisa membuat chip yang berupa serbuk mengendap dan
dapat menghampat sirkulasi coolant.
• Alas Mesin
Alas mesin disebut juga bed merupakan kotak terbuat dari besi tuang
dan di dalamnya ditempatkan unit penggerak hidrolik. Pada bagian atas bed
terdapat alur berbentuk V sebagai tempat eretan melucur.
• Eretan
Eretan disebut juga sadel. Eretan bergerak bolak-balik dalam arah
memanjang atau melintang di atas bed.
• Meja
Meja ini terpasang pada permukaan bagian atas eretan. Perlengkapan
meja kerja dilengkapi dengan tiga buah alur T untuk menempatkan baut pengikat.
Permukaan meja digerinda dengan presisi pada waktu mesin dirakit. Di atas meja
dapat ditempatkan magnet untuk mencekam benda kerja.
• Kepala Gerinda
Unit kepala gerinda terbuat dari besi tuang, di dalamnya terdapat
sumbu roda grinda dan peluru penahan gesekan. Sumbu atau poros gerinda terbuat
dari baja campuran dan digerinda sangat presisi. Di salah satu ujung sumbu terpasang
sebuah motor atau puli.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan melakukan praktik kerja gerinda silinder ini memerlukan
ketelitian yang extra, dan diharapkan agar praktikan dapat melaksanakan
kegiatan praktik dengan sabar, teliti , bertanggung jawab serta mematuhi
peraturan yang telah ditetapkan oleh instruktur hal ini bertujuan agar sesuatu
yang tidak diinginkan tidak dapat terjadi . kecelakaan kerja tidak akan terjadi
jika praktikan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan kecuali atas
kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
3.2 Saran
1.Hati-hati dalam
penggunaan peralatan dan mesin gerinda, karena sangat
berbahaya
2.Selalu
perhatikan gambar atau petunjuk pada saat pengerjaan
3.Bekerjalah dengan sungguh-sungguh
4.Mintalah
bantuan pada instruktur apabila ada yang tidak dimengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar